Wednesday, August 31, 2016

I'm Not OK, You Are Not OK, and That is OK





Semuanya terlihat panik. Secara tiba-tiba sosok laki-laki paruh baya itu terdiam. Nafasnya melemah satu per satu. Raganya membiru secara perlahan. Sesosok wanita disampingnya terlihat ketakutan, diguncangkannya raga suaminya, dibenarkannya tatanan oksigennya, hingga dicari-cari denyutan nadi suaminya. Nihil. Raga itu benar-benar terpisah dari rohnya.
Sesosok gadis belasan tahun tertuduk lemas, menangis, berteriak, terisak, berontak.
Papa masih ada ik..Papa masih ada..” Suara lemah itu terdengar menuntut. Diiringi isakan yang terbata-bata. Aku terbius, membisu. Kebingungan, atau lebih tepatnya kelimpungan. Kudekap erat raganya yang terhuyung, membebaskan segala memori yang sudah lama kupendam untuk membaur bersama detiknya. Kupandang lekat kedua matanya, ingin kusampaikan bahwa ini adalah yang terbaik, bahwa ini harus ia terima dan bahwa pada akhirnya cepat atau lambat, hal ini pasti akan terjadi. Tapi kerongkonganku tercekat. Lidahku benar-benar kaku. Rangkaian kata-kata itu hanya berputar dan meracau dalam otakku. Sekali lagi, aku hanya mampu mendekapnya, menggenggam erat jemarinya, membiarkan seluruh tangisnya luruh bersama rasa kehilangannya. Rasaku benar-benar tak karuan. Kupandang segala penjuru ruangan. Air mata dimana-mana. Kuraba pelan pori-pori pipiku, kering. Aku ini, sahabat macam apa ?
Papa masih ada ik..Papa masih ada..” Suara lemah itu kembali menusukku. Lidahku kelu. Kueratkan dekapanku, mendekat kearah telinganya.
Iya, Papamu masih ada mbak, masih ada, ada didalam hatimu.”
Dan isakkannya semakin menjadi, berbaur dengan deraiku yang mulai terjatuh. Bibirku bergetar, kerongkonganku tercekat. Menangis, aku menangis. Ya, kali ini aku benar-benar mengikutinya. Kalimat itu benar-benar mampu melemparku pada memori 8 tahun lalu secara utuh. Semuanya menjadi berkelebat, berputar-putar dan membaur bersama detiknya. Kudekap raganya lebih erat lagi, membiarkan rasanya meluruh dengan segala kenangannya. “Tenang mbak, kamu gak akan sendiri, ada aku, disini, bersamamu.”
Tertulis,
Pada ujung Ramadhan di tahun 2013.

No comments:

Post a Comment

Life isn't always lovely, but it's a beautiful ride

Hai, I know it's already 2018, but how your 2017?  What your best companion? Your best healer? This post probably gonna be s...