Tuesday, July 31, 2018

Jadinya Abu-Abu

Hatimu bilang jangan
Tapi kau malah berhenti
Hatiku bilang tunggu
Tapi aku malah siap-siap untuk pergi
Lantas, kapan bisa bertemu?
Sudah tahu jarak dan waktu sudah mengutuk habis-habisan sejak dulu
Bukannya berlari mengejar
Justru, malah sibuk menyelimuti ragu
Sudah tau ragu, tapi malah digugu
Mau tak mau, akhirnya jadi abu-abu


Ditulis di:
Yogyakarta, 6 Oktober 2017

Tenggelam


Jika orang bilang menulis itu merapikan kenangan, maka aku ingin berujar bahwa membaca membuatku tenggelam. Seperti beberapa hari belakangan ini, ketika kuputuskan berkata “iya” kepada jiwa yang izin hendak bersua. Bohong kalau kukatakan bahwa aku tak tenggelam. Hatiku lebih dari sekedar paham untuk menjelaskan sejauh mana ia telah menelisik jauh ke dalam. Kalau ini bisa disebut jatuh cinta, maka ingin ku ucapkan selamat kepada hati yang sedang berbunga. Kini, si hati menyadari, bahwa memang benar cinta  tak harus memiliki. Aku terlalu lama terperangkap dengan definisi cinta yang “saru”. Yang menuntut untuk begini dan begitu. Nyatanya mencintaimu itu sederhana. Tidak perlu takut kau pergi, pun tak perlu takut kau akan mati. Kalau-kalau si hati ini sedang demam merindu, ia hanya butuh menenggak tulisanmu. Kembali membaca dan tenggelam. Semakin menelisik ke dalam, dan hanyut secara diam-diam.

Life isn't always lovely, but it's a beautiful ride

Hai, I know it's already 2018, but how your 2017?  What your best companion? Your best healer? This post probably gonna be s...