Ketika tulisan ini berhasil diposting, itu tandanya
aku menang. Aku sudah berhasil menyisihkan sedikit ruang hatiku untuk
berbincang, untuk sekedar berhenti sejenak dan bersyukur. Untuk bertemu dan berdialog
lebih dalam dengan “aku”, sebuah jiwa yang sedang berpendar ditengah kesemuan
yang fana.
Tulisan-tulisan yang selanjutnya akan kusatukan dalam
seri “Journal of Twenty Two Life”, sebuah
tulisan sederhana yang ingin kusimpan baik dalam blog ini. Tunggu sebentar, ini tidak akan menjadi sebuah tulisan
ataupun jurnal motivasi. Aku hanya ingin menulis dan mengajak jiwa-jiwa yang
sedang dirundung kesemuan untuk berdialog dengan dirinya sendiri. Untuk
menemukan apa yang sebenarnya ingin ia cari, untuk memahami apa yang seharusnya
dimengerti.
Jangan berfikir aku sudah menemukan “aku”. Justru alasan
utamaku “menghidupkan” jurnal ini agar bertemu dengannya. Bertemu dengan “aku”
yang utuh, yang mengenal dirinya siapa, yang tahu maunya apa, dan yakin
tujuannya ingin kemana.
Aku tahu ini bukan tugas yang mudah. Mendidik seorang “aku”
menjadi “nahkoda” di laut lepas bukan perkara sepele. Ia belum mahir
mengendalikan arah angin, belum mengerti caranya menghalau ombak, pun
memperbaiki kapal kalau-kalau suatu saat menabrak batu karang. Terlebih si “aku” sedang menginjak angka dua puluh
dua.
Orang bilang, ketika seorang “aku” sudah menginjak angka dua puluh dua, maka “kacamata”nya akan seketika naik pangkat. Apa yang dilihatnya bukan hanya tentang warna pelangi yang indah. Mungkin ia akan melihat berbagai macam warna yang belum pernah ditemui sebelumnya. Bisa jadi ia akan bertemu dengan warna-warna yang terlihat semu, suram atau pudar. Bisa juga ia akan bertemu dengan aneka warna yang merona, merekah dan juga berani. Maka, tertanggal prolog jurnal ini diposting, semoga si “aku” tidak akan lalai untuk membingkai setiap perjalanan dalam“ekspedisi”nya. Selamat malam, sampai jumpa di jurnal berikutnya!
Orang bilang, ketika seorang “aku” sudah menginjak angka dua puluh dua, maka “kacamata”nya akan seketika naik pangkat. Apa yang dilihatnya bukan hanya tentang warna pelangi yang indah. Mungkin ia akan melihat berbagai macam warna yang belum pernah ditemui sebelumnya. Bisa jadi ia akan bertemu dengan warna-warna yang terlihat semu, suram atau pudar. Bisa juga ia akan bertemu dengan aneka warna yang merona, merekah dan juga berani. Maka, tertanggal prolog jurnal ini diposting, semoga si “aku” tidak akan lalai untuk membingkai setiap perjalanan dalam“ekspedisi”nya. Selamat malam, sampai jumpa di jurnal berikutnya!